Senin, 06 Mei 2013

17 Stasi Tempunak Gelar Musyawarah OMK

 Kegiatan Musyawarah Orang Muda Katolik (OMK), tentu tidak khusus hanya diisi dengan kegiatan rohani.

Juga diisi dengan materi-materi dengan topik terkini diera globalisasi yang harus disikapi oleh OMK. Demikian juga halnya dengan kegiatan Musyawarah OMK, yang digelar pada tanggal. 3 - 5 Mei 2013 di Gedung Serbaguna Paroki Tempunak.

Musyawarah OMK yang dihadiri oleh 41 OMK dari 17 Stasi ini, menghadirkan pengarah dan pemateri dari rohaniawan dan kelompok awam yang terdiri dari Pastor Agustinus X Bahang, Pr dan Pastor Hengky, Pr dan Tuah Mangasih. Sementara, Pastor paroki Tempunak, Sabinus Amir, Pr sebagai penanggung jawab kegiatan.

Globalisasi, adalah kata yang sering kita dengar sejak awal abad 21 ini. Pengertian yang paling umum dari globalisasi, adalah dunia yang mengglobal alias terhubung satu sama lain, berkat kemajuan teknologi. Dan orang muda adalah penikmat, konsumen, pelaku sekaligus korban dari globalisasi dalam segala aspeknya, tutur Agustinus.

Masih menurut Pastor Gusti, begitu Agustinus X Bahang lebih dikenal, dengan iman Katolik, kita harus mempunyai benteng yang tangguh dalam menghadapi tantangan globalisasi yang sedemikian hebatnya. Semua dampak globalisasi tentu sangat beragam, ada yang positif dan ada yang negatif. Sebagai generasi muda, sudah sepatutnya OMK dapat memilah-milahnya dengan bertanggung jawab. “OMK harus memiliki sikap kritis,” ucapnya.

Sementara itu, Tuah Mangasih lebih fokus kepada memotivasi para OMK untuk mewaspadai narkoba dan pergaulan bebas. Menurutnya, OMK harus memiliki cita-cita yang luhur serta bersedia untuk berkerja keras dalam menggapai cita-citanya. OMK juga harus menjadi muda-mudi yang pantang menyerah. Tuah juga berbicara tentang pentingnya berorganisasi.

Tuah yang juga Anggota DPRD Sintang ini mengungkapkan rasa gelisahnya mengenai peredaran narkoba. Menurutnya, rasa penasaran dan ingin coba-coba merupakan sifat dominan anak-anak muda. Jika tidak dibentengi dengan iman dan wawasan yang baik, akan menyeret anak-anak muda kepada situasi yang merugikan dirinya sendiri.

“Disejumlah lokasi pinggiran kota Sintang, saya mendengar dari banyak warga bahwa kesukaan menghisap lem merek tertentu, sudah sering dilakukan secara kelompok oleh anak-anak muda setempat. Ini tentu sangat menggelisahkan sekali”, tutur Tuah.