Kamis, 04 Juni 2020

COVID 19 Penyebab Harga Emas Turun, Transaksi Gadai Emas Naik

Pascalebaran sekaligus masih dalam kondisi pandemi Covid-19, transaksi gadai di Kalimantan Selatan (Kalsel) meningkat cukup signifikan. Di Pegadaian area Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng), terjadi peningkatan gadai sekitar 11,8 persen month to month (mtm). Kebutuhan uang masyarakat meningkat di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Ini terekam dari transaksi gadai di PT Pegadaian yang meningkat.

Kepala Humas Pegadaian Basuki Tri Andayani mengatakan, hingga saat ini, barang jaminan gadai didominasi oleh emas sebesar 95%. Sedangkan sisanya 5% barang jaminan non emas seperti kendaraan bermotor, alat rumah tangga hingga barang elektronik. Terkait dengan corona, Pegadaian juga sudah mulai memberikan relaksasi bagi nasabahnya yang terdampak pandemi corona. Pemberian keringanan ini karena mengikuti imbauan dari pemerintah.

Vice President Pegadaian area Kalselteng, Ade Harsono menerangkan, transaksi gadai mendominasi seluruh transaksi yang ada di Pegadaian sejak Januari 2020. "Hingga Mei 2020, total penyaluran kredit kepada masyarakat di Pegadaian area Kalselteng mencapai Rp 713 miliar. Dari total tersebut 95 persen didominasi transaksi jaminan barang atau gadai," jelas Ade Harsono

Barang jaminan yang digunakan sebagian besar adalah emas, sisanya BPKB kendaraan bermotor dan barang lainnya. Diakuinya, setelah Lebaran tren kecenderungan gadai emas selalu meningkat. Terutama selama pandemi Covid-19, kebutuhan sehari-hari dan keperluan lainnya turut meningkat.

"Biasanya saat Ramadan banyak yang nebus, tapi saat ini karena pandemi banyak yang perpanjang tenor gadai, transaksi gadai juga meningkat selama Ramadan," imbuhnya.

Ia menambahkan, perpanjangan tenor gadai tidak ada batasan waktu. Nasabah bisa lakukan perpanjangan gadai dengan membayar bunga gadai sesuai kesepakatan.

Transaksi lainnya juga catatkan pertumbuhan positif selama pandemi. Produk investasi emas yakni investasi emas mulia meningkat 5 persen, dan tabungan emas naik sekitar 10 persen.


Namun untuk produk pembiayaan mikro terjadi perlambatan hanya sekitar 2 persen. Pembiayaan kendaraan bermotor contohnya, pihak Pegadaian saat ini tengah memperkuat syarat-syarat kepada nasabah atau debitur terlebih di masa pandemi Covid-19.

Senada, di Bank Syariah Mandiri (BSM) cabang Banjarmasin juga terjadi peningkatan transaksi gadai emas. "Setelah Lebaran Alhamdulillah transaksi gadai meningkat 30 persen, nasabah rata-rata kembali menggadai emas setelah emasnya dipakai saat Lebaran dan digunakan kembali buat dana keperluan mendesak," jelas Area Micro & Pawning Manager BSM cabang Banjarmasin, Muhammad Denny Ramadhan.

Dikatakannya, BSM hanya menerima gadai dan cicil emas kuning dengan kadar mulai 16 karat atau emas 700 hingga 24 karat. Minimal pinjaman senilai Rp 500.000 atau hampir seharga 1 gram emas hingga Rp 250 juta atau setara 500 gram emas.

"Proses gadai per 15 hari maksimal hingga jangka waktu empat bulan. Setelah sudah empat bulan kami akan konfirmasi lagi ke nasabah apakah diperpanjang atau dilunasi," ujarnya.

Harga komoditas emas batangan maupun perhiasan merosot pascalebaran. Fluktuasi harga emas memang kerap terjadi namun relatif lebih kecil dari instrumen investasi lainnya.

Emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di Butik Emas Logam Mulia (LM) Banjarmasin berada di angka Rp 908.000 per gram. Harga tersebut turun sebesar Rp 15.000 jika dibandingkan harga emas pada Selasa lalu.

Kepala Butik Emas LM Banjarmasin, Thamrin Latief menerangkan, setelah Lebaran penjualan emas di Butik Emas LM mengalami penurunan sekitar 30 persen.

"Penurunan tersebut bukan diakibatkan minat beli customer yang menurun namun karena pembatasan jam operasional, yang mana di kondisi normal maksimal 7 jam sehari dan 23 hari kerja dalam sebulan. Sedangkan selama pandemi Covid-19, sehari hanya 4 jam dan 12 hari kerja sebulan," jelasnya