Kamis, 04 Juni 2020

Bisni Pakaian Tulang Punggung Menahan Laju Inflasi di Kalimantan

Meski tidak sehits dulu, bisnis clothing distro masih banyak dijumpai di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Eksistensi bisnis ini semakin marak dengan banyaknya bermunculan toko clothing baru.

Di antaranya yang masih bertahan saat ini Monster Cloth yang beralamat di Jalan Perdagangan Banjarmasin.


Owner Monster Cloth, Muhammad Siddik,mengatakan, selalu ada barang baru yang didatangkan setiap bulannya. "Untuk saat ini yang lagi tren jaket hoodie. Di awal tahun, item fashion ini yang paling laris, harganya dipatok Rp 120.000," ujarnya. Produk clothing yang dijual di tempat ini khusus laki-laki.

Sementara Bank Indonesia Kantor Perwakilan Balikpapan mencatat anjloknya harga pakaian dan alas kaki menjadi penahan laju kenaikan inflasi di wilayah itu.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Bimo Epyanto mengatakan kelompok harga pakaian ini mencatatkan deflasi sebesar 0,02 persen month to month (m-t-m). Faktor pendorong inflasi berasal dari penurunan harga baju dalam wanita dan baju anak.

Secara keseluruhan, inflasi di Kota Balikpapan tercatat sebesar 0,31 persen pada Mei. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 0,02 persen. Dengan capaian ini maka secara tahunan (year-on-year/y-o-y), inflasi Balikpapan menjadi 1,35 persen.

“Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi pada bulan laporan didorong oleh peningkatan harga kelompok transportasi dengan andil 0,13 persen yang berasal dari peningkatan tarif angkutan udara seiring dengan mulai dibukanya penerbangan angkutan udara oleh pemerintah,” kata Bimo,

Bimo menjelaskan bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,10 persen. Penyebabnya adalah kenaikan harga beberapa komoditas bahan makanan seperti bawang merah, daging ayam ras, dan jagung manis.

“Kelompok komoditas lainnya yang menyumbang inflasi adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,05 persen yang dipicu kenaikan harga emas perhiasan melanjutkan tren kenaikan dalam 4 bulan terakhir,” jelasnya.

Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga mengalami kenaikan 0,04 persen yang berasal dari penyesuaian tarif telepon seluler.

Baca Juga : Indonesia Terima Data Keuangan Wajib Pajak dari 103 Negara Secara Otomatis
“Ke depan, terdapat beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberi tekanan inflasi, diantaranya gangguan produksi seiring dengan cuaca yang belum kondusif di daerah pemasok, kenaikan tarif transportasi seiring dengan pemberlakuan kebijakan new normal yang mengurangi pembatasan pergerakan penduduk, dan potensi berlanjutnya peningkatan harga emas dunia,” ucap Bimo.