Kamis, 04 Juni 2020

Cara Selamatkan Bisnis KEtika COVID 19



Pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19 yang merebak di Indonesia sejak awal bulan lalu tidak hanya berdampak serius pada kesehatan masyarakat namun mulai mengancam stabilitas ekonomi Tanah Air.

Bahkan, ekonomi Indonesia diprediksi dapat masuk ke dalam skenario terburuk selama masa pandemi ini.

Pembatasan sosial (physical distancing) kini telah ditingkatkan menjadi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan secara resmi telah diterapkan pemerintah. Tentunya, kebijakan tersebut meningkatkan risiko sektor industri menghadapi gangguan signifikan dari sisi rantai pasokan, tenaga kerja, kesinambungan bisnis hingga arus kas mereka.

Virus corona (Covid-19) yang telah menyebabkan pandemi tak hanya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat saja, tetapi juga menghantam sektor perekonomian di Indonesia yang berdampak cukup dalam.

Hingga minggu ketiga Maret, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah terkoreksi sekitar 30% sejak awal tahun 2020 (ytd). Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir IHSG telah mengalami beberapa kali suspensi perdagangan sementara karena mengalami pelemahan hingga -5% dalam sehari.

Hal tersebut tak ayal menimbulkan kegaduhan para investor dan masyarakat pada umumnya karena ketidakpastian pasar yang terus menunjukkan pelemahan. Tak sedikit investor yang telah mencairkan instrumen investasinya karena hal ini.

Oleh sebab itu, menimbang-nimbang ulang strategi investasi harus dilakukan. Perencana keuangan dari OneShildt Financial Planning Budi Raharjo mengatakan bahwa jurus yang tepat dalam melakukan investasi adalah dengan melihat kembali apa tujuan yang ingin dicapai.

Menurutnya, langkah yang paling bijak dalam berinvestasi ialah mengetahui tujuannya terlebih dahulu, baru kemudian diimplementasikan dengan menentukan jenis atau instrumen apa yang paling cocok untuk mencapai tujuan tersebut.

Hal ini penting dilakukan untuk mengantisipasi kebingungan yang mungkin timbul ketika pasar sedang bergejolak, seperti yang kini terjadi dengan adanya pandemi Covid-19. Keputusan apakah instrumen yang dimiliki harus dijual atau ditahan atau dialihkan harus mengacu pada tujuan awal yang telah ditetapkan.

Budi mencontohkan dalam kasus saham, apabila tujuan investasinya adalah jangka pendek seperti untuk dana pendidikan anak yang sudah dekat, dia menyarankan untuk lebih baik memindahkan instrumen investasi ke sarana yang lebih aman. Misalnya, instrumen seperti pasar uang atau deposito yang memiliki risiko lebih rendah.


Proses menyeimbangkan kembali (rebalancing) portofolio harus dilakukan guna meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi di tengah ketidakpastian pasar yang besar ini, “Masalahnya kita belum tahu kondisi ini akan sampai berapa lama. Maka mau enggak mau memang harus lebih konservatif untuk sekarang ini,” katanya kepada Bisnis.

Namun demikian bagi para investor yang telah lama berkecimpung di bidang ini, Budi menyatakan bahwa kondisi harga-harga saham yang terkoreksi juga bisa dilihat sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Tentunya hal ini memerlukan pengetahuan finansial yang baik dan keberanian mengambil risiko.

Hal senada juga diungkapkan oleh Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya yang menyebut kondisi penurunan pasar saham saat ini sebagai diskon besar-besaran, sehingga memberi peluang para investor untuk membangun portofolionya dan mendapatkan keuntungan.

Menurutnya, kendati kini pasar masih dilanda kekhawatiran tapi secara historis ada beberapa sektor yang cenderung bersifat defensif. Erik juga sepakat bahwa pengetahuan tentang investasi dalam hal ini menjadi penting untuk menentukan kemana aset yang dimiliki akan berlabuh.

“Jika dilihat secara jangka panjang pun, pasar saham akan selalu rebound setelah adanya epidemi. Sehingga dengan kondisi pasar terkini, investor dapat memanfaatkan situasi untuk membeli produk saham karena harga saham yang rendah dan membiarkannya hingga kondisi pasar membaik,” katanya.

Namun demikian, dia mengingatkan kepada para investor untuk tetap melakukan diversifikasi instrumen sebagai langkah penting. Saat ini sudah ada banyak pilihan yang bisa dijadikan alternatif tak hanya sekadar pasar modal layaknya saham, obligasi, atau reksa dana.

Instrumen investasi saat ini makin beragam misalnya dengan kehadiran platform teknologi finansial (fintech) dengan penawaran equity crowdfunding (ECF), project financing, dan peer-to-peer (P2P) lending yang bisa menjadi pilihan diversifikasi.

Akan tetapi sekali lagi, Erik mengimbau agar para investor mengerti tentang instrumen yang akan dipilih berkaitan dengan proses dan risikonya serta memastikan produk investasi dan penyelenggara yang menyediakannya terdaftar dan memiliki izin dari pihak berwenang

Lalu sebagai pebisnis langkah apa yang harus dilakukan agar usaha yang mungkin sudah Anda besarkan bertahun-tahun bisa terselamatkan?

Konsultan bisnis Grant Thornton Indonesia merangkum lima area yang bisa menjadi fokus pengusaha untuk melewati krisis akibat pandemi Covid-19, antara lain:

Management Arus Kas
Pengaturan arus kas menjadi kunci utama perusahaan untuk dapat melewati tantangan berat di tahun 2020 ini.

Perusahaan perlu mengambil langkah-langkah untuk mengamankan persediaan kas mereka termasuk mengambil tindakan yang diperlukan seperti memperpanjang pembayaran kreditor, negosiasi penangguhan pembayaran sewa dan kredit bank.

Kemudian, negosiasi dengan pelanggan untuk pembayaran lebih awal hingga mempertimbangkan keringanan pajak maupun program pemerintah yang memberikan kemudahan bagi pengusaha.

Manajemen arus kas juga meliputi bagaimana perusahaan mampu melakukan prediksi keuangan jangka pendek dan menengah dengan baik.

Rencana Darurat

Panduan tanggap darurat perlu langsung disusun untuk mengetahui apa saja sektor krusial dalam perusahaan dan memastikan strategi yang akan diambil aman untuk kelangsungan bisnis kedepannya.

Ketahui dimana titik-titik kritis dalam rantai pasokan, menyiapkan cadangan darurat saat persediaan menipis dan mengidentifikasi pasokan alternatif termasuk dalam perencanaan darurat ini.

Pastikan juga karyawan-karyawan yang berada di posisi krusial untuk mendukung bisnis perusahaan tetap dapat bekerja dengan fleksibilitas tinggi melalui kebijakan work from home dan remote meeting.

Diskusi Langkah Selanjutanya

Perkiraan arus kas yang baik akan menempatkan perusahaan pada posisi yang lebih kuat saat berdiskusi dengan para pemegang saham.

Disarankan perusahaan untuk proaktif dan mengambil inisiatif untuk secara aktif berhubungan dengan otoritas pajak, pemberi pinjaman hingga pemasok utama untuk tetap mendapat dukungan keuangan yang mungkin saja tersedia.

Perencanaan Untuk Karyawan
Memahami profil karyawan menjadi sangat penting dalam situasi ini untuk menemukan berbagai opsi untuk solusi tenaga kerja dalam perusahaan.

Pada beberapa situasi, pengusaha akan menghadapi posisi sulit antara mempertahankan karyawan atau harus melakukan pengurangan demi kelangsungan bisnis.

Kebijakan yang jelas untuk bekerja dari rumah, cuti, hingga kapan karyawan harus dikarantina di kondisi kesehatan tertentu perlu disampaikan agar karyawan tahu bagaimana posisi mereka dan dapat menerima pesan dari pemimpin bisnis.

Bentuk Team Penanganan Krisis

Bentuk tim khusus dan pastikan perwakilan dari tiap divisi saling berkomunikasi untuk membahas dan menentukan prioritas masalah yang dihadapi perusahaan dan mengantisipasi masalah yang dapat muncul ke depannya.

Komunikasi sejak dini dan keterbukaan dengan tim dapat membangun sistem komunikasi yang sehat dan menjangkau semua karyawan baik mereka yang bekerja dari rumah maupun yang masih melakukan pekerjaan di kantor. Komunikasi yang baik juga mengurangi ketidakpastian dan kekhawatiran para karyawan.

Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia menegaskan Kunci untuk bertahan adalah tetap optimis dan selalu beradaptasi dengan keadaan, pengusaha yang dapat menyusun rencana terstruktur.

"Rencana terstruktur, baik dimasa pandemi ini maupun setelah krisis mereda akan mampu bergerak lebih cepat kembali pada trajektori pertumbuhan semula,” katanya.

Situasi Covid-19 yang terus berkembang pasti akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian Indonesia secara keseluruhan maupun di masing-masing industri.

Oleh karena itu, para pengusaha perlu memastikan mendapat informasi terkini dari sumber berita yang kredibel sebelum menentukan strategi bisnis mereka.