Rabu, 19 Juni 2013

Duh, Wali Kota Singkawang Masih Berhutang di Bengkel

SINGKAWANG - Sidang kasus pengrusakan mobil dinas Wali Kota oleh Mul'am Husairi kembali dilaksanakan untuk yang keempat kalinya, Rabu (19/6/2013). Kemarin, sidang mendengarkan keterangan saksi dari Jaksa dan saksi dari terdakwa.

Kabid Pariwisata, Zul Aswan yang menjadi saksi dari Jaksa mendapat kesempatan pertama menyampaikan keterangan. Pria yang saat kejadian penabrakan mobil dinas menjabat Kabid Aset ini mengungkapkan, mobil Harrier Silver KB 1 C memang dianggarkan di APBD Perubahan tahun 2012.

"Kendaraan yang ditabrak memang milik Pemkot Singkawang. Pengadaannya di 2012 untuk Wali Kota Singkawang, kendaraan ini diberikan untuk jabatan wako. Ini aset Pemkot," paparnya,dalam sidang.

Kendaraan tersebut, menurutnya tidak diasuransikan. Sementara kondisinya saat ini rusak parah.
"Kendaraan tersebut sudah sangat tak layak dipakai. Kalau diperbaiki, anggaran dari APBD. Tapi saya tidak tahu apakah sudah dianggarkan atau belum," jelasnya.

Pada sidang yang dipimpin Hakim Ketua, I.G.A.B. Komang Wijaya Adhi. SH MH dengan hakim anggota Novita Riama dan Sabar Prihantoro, saksi lainnya, Kuntoro mengungkapkan, saat ini mobil Jeep yang digunakan Mul'am untuk menabrak Harrier KB 1 C memang sebelumnya diperbaiki di bengkel miliknya. Namun sampai sekarang, belum dibayar lunas.

"Untuk Jeep, mobil dibawa ke bengkal oleh Al Nizam karena kerusakan. Setelah diperbaiki, mobil tersebut tidak juga diambil. Lalu datanglah Mul'am yang memanjar Rp 14 juta untuk mengambil mobil karena akan digunakan untuk kampanye Awang Ishak. Waktu itu kata Pak Mul'am akan dibayar Pak Awang," ungkap A Kun, sapaannya.


Saat itu, juga ada mobil Taruna, Esspass Zebra dan BMW, yang masuk ke bengkel tersebut dan pelunasannya dijanjikan Awang. Menurutnya, biaya perbaikan mobil mencapai Rp 100 juta lebih namun karena dipanjar Rp 14 juta oleh Mul'am berkurang menjadi sekitar Rp 80 juta. "Semuanya ada dalam bon (kwitansi). Hari ini tidak saya bawa," paparnya.

Dia mengatakan, setelah lama tak dibayar, dirinya kembali menagih hutang ke Mul'am. Sementara Mul'am yang ditagih, selalu beralasan bahwa biaya perbaikan mobil ditanggung Awang. "Ada sekali diajak Mulam ke rumah Awang. Tapi saat itu Awang cuma bilang Mo luiy (tak ada uang)," ceritanya.
Setelah itu, tak lama berselang Wawako Abdul Mutalib menelpon dirinya. Abdul menyampaikan kepada A Kun agar jangan lagi menagih ke Mul'am ataupun Awang, berhubung dirinya (Abdul) yang akan membayar hutang tersebut.