Minggu, 28 April 2013

Dihantamkan ke Kusen Jendela Bayi 1 Tahun Tewas


Entah setan apa yang merasuki seorang pemuda  Wahyu Puju Triono (27) tahun ini, ia tega  membanting bayi berusia satu tahun dan menggigitnya hingga tewas.

Sontak peristiwa tersebut menggegerkan warga perumahan Graha Hartika Kelurahan Maburai, Tanjung, Kabupaten Tabalong itu, terjadi pada Sabtu (22/12) pagi sekitar pukul 06.30 wita.

Bayi yang bernama Anis Noor Rahman yang dianiaya tersebut merupakan anak tetangganya sendiri. Tanpa sebab yang jelas, Wahyu yang rumahnya persis bersebelahan dengan rumah korban, tiba-tiba saja menendang dan mendobrak pintu rumah tetangganya itu.
   
Saat itu Ervan (30) baru saja berangkat kerja. Di rumah ada istrinya, Endah dan dua anak mereka yang masing-masing berusia 2,5 tahun dan 1 tahun. Endah yang kaget melihat Wahyu masuk rumahnya dan mengamuk, secara spontan menyelamatkan diri lewat jendela. Padahal anaknya, Anis dan kakaknya sedang tidur di dalam kamar.    
   
Wahyu yang saat itu sudah kehilangan akal sehat, lalu menangkap dua bersaudara itu. Namun kakak Anis berhasil lolos.
Sedangkan Anis tak bisa berbuat apa-apa selain menjerit dan menangis saat kedua kakinya dipegang Wahyu yang lantas menyeret tubuhnya. Kegilaan Wahyu makin menjadi. Tubuh kecil Anis lalu dihantamkan ke kusen jendela, sebelum digigit sampai tewas.
   
Endah yang melihat aksi itu menjerit histeris. Beberapa tetangga pun berdatangan. Mereka langsung berusaha membekuk Wahyu.
Butuh tenaga lima orang dewasa untuk membekuk Wahyu yang tercatat sebagai pegawai pada PT Pama, sebuah perusahaan batu bara ternama.
   
Endah yang berderai air mata sempat membawa anaknya ke RSUD H Badaruddin Tanjung untuk diberikan pertolongan. Namun upaya tersebut sia-sia. Anis dinyatakan sudah meninggal dunia. Hari ini jenazahnya dibawa ke Jawa Barat untuk dimakamkan di sana.
   
Kapolres Tabalong AKBP Didik Sudaryanto melalui Kasatreskrim AKP Nuryono mengatakan, saat ini tersangka Wahyu diamankan di mapolres. Dari hasil pemeriksaan sementara, dia mengaku akhir-akhir ini sering emosi secara tiba-tiba, tanpa bisa dikendalikan.

"Tersangka juga mengaku ada sedang masalah. Itu yang menjadi pemicu emosinya," ungkap Nuryono.
   
Selain itu, tersangka meminta agar dirinya jangan ditahan sendirian. Tetapi meminta untuk ditemani, agar emosinya jangan kambuh. "Soalnya kata tersangka, bila sendiri, bisa cepat muncul emosi tak terkontrolnya itu," kata Nuryono.
   
Saat ini polisi masih melakukan observasi untuk melihat kondisi kejiwaan tersangka serta melakukan pemeriksaan para saksi, yakni tetangga dan rekan kerja Wahyu.
   
Sebelum melakukan penganiayaan yang menyebabkan seorang balita tewas, ternyata Wahyu juga mengamuk. Berdasar keterangan dari warga yang tinggal di sekitar rumahnya, pada Kamis (20/12) malam Wahyu memukuli anaknya sendiri.