Sabtu, 09 Maret 2024

Makna Ukiran Dayak



Pasar untuk seni ukir Dayak memang tidak seluas pasar bagi kerajinan ukir dari Jepara, Jawa Tengah. Namun, banyak yang mencari dan memesannya karena motif Dayak sangat kuat nilai etniknya.

Dibandingkan dengan ukiran dari Jepara, harga produk ukiran Dayak memang relatif lebih mahal. Hal ini bukan dikarenakan pengrajin ukiran Dayak menetapkan margin keuntungan yang tinggi. Mahalnya produk ukiran Dayak karena bahan baku yang sulit didapat. Seni ukir Dayak membutuhkan kayu ulin sebagai bahan bakunya. Padahal, jenis kayu ini sudah sangat langka ditemukan di hutan-hutan di Kalimantan Timur.

Masyarakat Dayak memiliki kekayaan seni ukir yang dekat dengan alam, sehingga umumnya motif yang digunakan tak jauh dari motif tumbuhan dan satwa, serta berbagai simbol kepercayaan mereka. Hal ini terlihat dari penggunaan motif-motif unik khas Dayak yang digunakan mulai dari interior bangunan rumah, peralatan rumah tangga, sampai perangkat kesenian.

Berbagai motif Dayak punya aneka kebijakan dan pengaruh buat kehidupan mereka dan alamnya. Jadi, berbagai tato dan ukiran itu ga cuma buat urusan bagus dilihat mata doang. Ada tujuan, makna, dan harapan yang ada di sana.

Pada dasarnya, motif Dayak adalah kombinasi antara pola dasar dan motif dasar. Kombinasi ini yang bikin satu kesatuan hasil ukiran kayu, atau tato. Nah kombinasi itu bermakna campuran antara harapan, mimpi, dan kebijakan leluhur. 

Motif seni lukis suku Dayak seringkali digunakan dalam perpaduan baik itu seni lukis tubuh ataupun berbagai lukisan kemudian ukiran dan pahatan pada rumah adat (rumah betang), properti alat musik tradisional seperti sape/kecapi, senjata (mandau, sumpit, telawang), topeng/bukung, serta sulam atau rajutan pada busana adat (baju kapuak yang terbuat dari kulit kayu).

Hampir di seluruh Kalimantan, motif Dayak punya pola dasar dan ciri khas yang sama. Itu karena kesamaan kebijakan dan nasehat yang diwariskan leluhur sebelumnya.

Hal ini juga berlaku buat beberapa suku Dayak yang ada di Malaysia atau kawasan Pulau Kalimantan bagian utara. Jadi, jangan heran kalau suatu saat nanti Malaysia nyoba-nyoba main klaim budaya Dayak.

Ada tiga motif utama dan dasar suku Dayak. Yang pertama adalah motif burung enggang. Ini khas banget dari area Kalimantan nih. Soalnya burung enggang jadi semacam burung endemic sana tuh. Makanya orang Dayak mengadaptasinya jadi motif.


Motif Burung Enggang, Naga dan Anjing

Motif seni lukis Suku Dayak adalah merupakan perpaduan antara suatu pola dasar yang memiliki artinya masing-masing. Kemudian dikreasikan dalam berbagai perpaduan beberapa motif dasar sehingga menjadi satu kesatuan rangkaian makna yang berarti. Motif itu sendiri biasanya diambil dari bentuk binatang (burung enggang/tingang, naga, anjing, dan sebagainya), tanaman atau bunga, wajah manusia, dan lain sebagainya.

Motif burung enggang, simbol paling dominan dalam ukiran motif dayak, biasa ditautan dengan kompilasi motif naga. Hal ini dikarenakan enggang dan naga merupakan simbol penguasa alam. Menurut kepercayaan budaya suku Dayak, Mahatala atau Pohotara yang disimbolkan dengan Enggang Gading merupakan jelmaan dari Panglima Burung yang datang hanya dalam keadaan perang.

Kompilasi motif naga (Jata/Juata) dari berbagai suku dayak dianggap sebagai simbol suci, sang penguasa alam bawah (tanah/air). Sementara kompilasi motif anjing, merupakan binatang jelmaan dewa yang diusir dari khayangan dan diturunkan ke bumi untuk menjaga manusia. Motif perisai, yang di dalamnya terukir perpaduan motif kreasi dari berbagai pola motif dasar. Makna perisai adalah pertahanan yang kokoh suku Dayak.

Material yang digunakan serta berbagai motif, warna dan filosofi ukiran yang ada di berbagai barang hingga rumah adat di Kalimantan Timur dan Utara menjadikan seni ukir Dayak memiliki nilai yang tinggi dan istimewa.