Sabtu, 14 Agustus 2021

Apakah Sektor Properti Tahan Menghadapi Pandemi?

 Sektor properti dinilai masih dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19 untuk tahun 2021 karena beberapa alasan. Chief Economist Bank Permata Joshua Pardede menyatakan penjualan di kuartal kedua tahun lalu memang turun cukup signifikan, tapi sedikit membaik di kuartal ketiga.  Bank Permata melakukan kerjasama dengan beberapa deveoper besar yang ada di Indonesia

“Dan saya pikir momentum itu terus berlanjut ya, peningkatan dari penjualan properti itu di tahun ini,” ujarnya dalam sebuah webinar, Kamis (29/7/2021). Dia menambahkan, hal tersebut terjadi karena Bank Indonesia memberlakukan kebijakan penurunan suku bunga yang juga sudah terindikasi dari suku bunga dasar kredit perbankan khususnya KPR.

“Selain itu, saya pikir ini didukung juga oleh kebijakan dari pemerintah terkait dengan PPN yang ditanggung pemerintah,” katanya. Dengan demikian, daya beli masyarakat terutama untuk belanja ataupun investasi properti ini cenderung cukup baik. Secara khusus, kata Joshua, masyarakat kelas atas yang tidak bisa belanja ataupun spending untuk leisure dan traveling lebih memilih untuk mengalihkan uang mereka terhadap sektor tersebut.

“Jadi memang karena spendingnya tidak bisa tersalurkan sebagian maka [adanya] PPNDTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah) saat ini sudah mulai menggeliat lagi permintaan dari KPR,” jelasnya. Menurutnya, kredit KPR tersebut juga bergantung dari sisi confidence-nya masyarakat. Apalagi dengan adanya vaksinasi, permintaan di sektor properti dan real estate cenderung lebih membaik dibandingkan tahun lalu. 

“Kita harapkan tentunya juga tadi 3T dan 5M dari masyarakat itu lebih confidence, sehingga makanya tidak melulu menaruh uangnya di bank,” terangnya. Adapun, dia menuturkan momentum tersebut perlu dimanfaatkan developer, karena sektor properti dan konstruksi menjadi salah satu sektor yang tetap bisa beroperasi serta menjadi kebutuhan masyarakat luas. 

“Ya memang karena backlog dari sektor properti ini masih cukup tinggi sehingga makanya sektor properti ini masih tetap membaik kondisinya dibandingkan dengan tahun lalu ataupun kita bandingkan dengan sektor-sektor lainnya,” pungkasnya. Berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltim menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kaltim pada kuartal I/2021 tercatat sebesar 104,33, meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 92,92. Meningkatnya IKK disebabkan oleh kenaikan kedua komponen pembentuk IKK yaitu Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dimana IKE meningkat dari 61,33 pada kuartal IV/2020 menjadi 84,61 pada kuarta I/2021. Sedangkan, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sendiri tercatat sebesar 124,06, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 116,28. 

Capaian IEK tersebut berada di atas 100 yang artinya masyarakat Kaltim masih optimis terhadap keadaan ekonomi dalam beberapa bulan ke depan. Sebagai informasi, animo masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terhadap properti bersubsidi di Kalimantan Timur meningkat 30 persen hingga pertengahan 2021.