Selasa, 18 April 2023

Festival Danau Sentarum Keindahan Aalam dan Budaya Masyarakat Dayak

 


Karakteristik Ekologi Danau Sentarum

Cagar Biosfer Betung Kerihun-Danau Sentarum Kapuas Hulu merupakan kawasan yang kini mengalami erosi terus menerus. Ini terdiri dari dataran rendah atau cekungan, serta danau dan dataran berawa. Di dataran tinggi banyak terdapat rawa-rawa sempit dan memanjang yang dikelilingi bukit-bukit kecil. Rawa-rawa terus tergenang air terutama selama periode hujan lebat. Dataran tinggi ini terletak di ketinggian 4.761 meter.

Terdapat 1.216 spesies flora yang teridentifikasi di Taman Nasional Betung Kerihun, termasuk 418 genus dan 110 famili. Tujuh puluh lima spesies endemik Kalimantan, dan 14 spesies baru tercatat. Keanekaragaman fauna juga sangat tinggi, meliputi 48 jenis mamalia, 17 jenis primata, 301 jenis burung, 103 jenis herpetofauna, 112 jenis ikan dan 170 jenis serangga. Taman Nasional Danau Sentarum merupakan habitat dari kurang lebih 794 jenis pohon dan semak jenis anggrek, sekitar 147 jenis mamalia, 67 jenis reptilia, 22 jenis amfibi Indonesia, 311 jenis burung dan 266 jenis ikan.


 Karakteristik sosial-ekonomi

Jumlah penduduk wilayah tersebut mencapai 245.998 jiwa dan tersebar di 23 kecamatan (2014). Kecamatan seperti Putussibau Utara, Putussibau Selatan dan Silat Hilir memiliki jumlah penduduk terbanyak masing-masing sebanyak 26.283, 20.726 dan 18.808 jiwa. Suku Dayak merupakan penduduk asli di wilayah ini, antara lain Dayak Iban, Tamambaloh, Taman Sibau, Kantu, Kayan Mendalam, Deeper Bukit, Bukel Metelunai, dan Punan Hovongan.

Kegiatan pokok meliputi tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Perkebunan padi, misalnya, menempati areal seluas 22.083 hektar. Berbagai komoditas perkebunan seperti karet, kelapa, kopi, lada, coklat (cacao), kapas, tebu, kelapa sawit, pinang dan jarak (Ricimus communis) telah dikembangkan. Populasi ternak besar sebanyak 8.583 ekor sapi, 5.227 domba, 15.909 babi dan unggas kecil seperti itik dan ayam pedaging telah dihitung pada tahun 2014.

Bagaimana rasanya meniup pipa beracun untuk berburu daging? Dahulu, masyarakat Dayak berburu daging dengan menggunakan sumpit, senjata tradisional dengan menggunakan panah kecil beracun atau anak panah yang terbuat dari kayu ringan.

Bagaimana rasanya meniup pipa beracun untuk berburu daging? Dahulu, masyarakat Dayak berburu daging dengan menggunakan sumpit, senjata tradisional dengan menggunakan panah kecil beracun atau anak panah yang terbuat dari kayu ringan.

Kini penggunaan sumpit telah menjadi olahraga yang dimainkan penduduk setempat di seluruh Kalimantan. Itu juga salah satu peristiwa unik yang bisa dialami di Festival Danau Sentarum tahunan di Kalimantan Barat, Indonesia.

Taman Nasional Danau Sentarum merupakan kawasan konservasi yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu - Kalimantan Barat dengan luas 132.000 ha - kawasan di dalam Heart of Borneo (HoB). Kawasan ini penting bagi Provinsi Kalimantan Barat karena berfungsi sebagai daerah resapan air sekaligus pengelola air untuk DAS Kapuas.

Festival yang diadakan pada bulan Desember 2012 dan diprakarsai oleh pemerintah daerah Kapuas Hulu ini merupakan perayaan atas kemegahan alam dan budaya asli kawasan Danau Sentarum. Kawasan ini merupakan salah satu lahan basah air tawar terbesar dan terpenting di Asia, dengan ekosistem danau dan hutan rawa yang unik serta keanekaragaman hayati satwa liar yang tinggi.

Bekerja sama dengan para mitranya (termasuk LSM dan pihak swasta) dan melibatkan 23 kecamatan di Kapuas Hulu, festival ini juga merupakan salah satu cara pemerintah setempat mendukung program ekowisata Heart of Borneo.

Festival empat hari ini menyoroti Danau Sentarum sebagai tempat untuk dikunjungi, melalui tampilan lokakarya yang menarik, kompetisi olahraga lokal, pameran, dan pertunjukan musik.

Kelompok masyarakat lokal dari seluruh wilayah kecamatan Kapuas Hulu menampilkan seni dan budaya yang unik dan kerajinan tradisional yang diproduksi secara lokal seperti perhiasan, tas dan pakaian.

Berbagai perlombaan olahraga diadakan, seperti kano, sumpit, dan pangkak gasing. Seni dan budaya tradisional yang unik seperti tarian Dayak dan Melayu serta parade lagu Dayak dan Melayu ditampilkan. Sedangkan pagelaran musik yang digelar selama festival menghadirkan berbagai artis lokal dan nasional termasuk Nugie.

Berfokus pada ekowisata daerah, festival ini mengadakan kompetisi untuk duta wisata dan wisata air bagi pengunjung Danau Sentarum.

Lokakarya masyarakat dan pertemuan tahunan masyarakat Danau Sentarum diadakan bersamaan dengan festival tersebut. Pertemuan tahunan ini telah diadakan sejak tahun 2004 dan melibatkan serangkaian kegiatan dan kerjasama antara masyarakat Danau Sentarum, pemerintah daerah, pengelola Taman Nasional dan mitra untuk mewujudkan impian Danau Sentarum di tahun 2014.

“Harapan kami Taman Nasional Danau Sentarum semakin maju sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar yang tinggal di kawasan Danau Sentarum,” ujar Leo, salah satu peserta dari Kecamatan Batang Lupar.

Semua komunitas berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diadakan di festival. Kerumunan yang besar dan kemeriahan acara menjadikan Festival Danau Sentarum memiliki keunikan tersendiri dan diharapkan dapat meningkatkan pariwisata Kabupaten Kapuas Hulu.