Danau Tondano adalah danau terluas di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Danau ini diapit oleh Pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu, dan Gunung Masarang. Danau ini dilingkari dengan jalan provinsi dan menghubungkan Kota Tondano,
Kecamatan Tondano Timur, Kecamatan Eris, Kecamatan Kakas, Kecamatan Remboken, dan Kecamatan Tondano Selatan. Danau ini merupakan danau penghasil ikan air tawar seperti ikan mujair, pior/kabos, payangka, betutu, wiko (udang kecil), nike, tawes, pongkor/ikan mas, lobster hitam,guramekupu-kupu,karper. Luas danau ini 4.278ha/42,78 km³, dan terdapat pulau kecil bernama Likri (depan desa Tandengan satu kecamatan Eris) dan pulau babi, dinamakan pulau babi karna setiap kali ombak menerpa salah satu bagian di pulau itu, selalu terdengar suara seperti seekor babi yang berteriak. (Dapat di lihat dari desa toulumembet.
Inilah danau terluas di Sulawesi Utara. Danau ini berada di wilayah Tondano. Menuju ke danau ini membutuhkan waktu 50 menit dengan jarak tempuh mencapai 40 km dari Kota Manado. Pengunjung akan diajak menyusuri tepian danau sambil menikmati panorama gunung serta bukit yang ada di sekeliling danau. Inilah Danau Tondano, salah satu danau dengan pemandangan indah di Sulawesi Utara.
Ada 3 gunung dan 1 bukit yang memutari area sekitar danau yaitu, Gunung Lembean, Gunung Kaweng, Gunung Masarang dan Bukit Tampusu. Satu yang terlihat jelas adalah Gunung Kaweang yang nampak menjulang tinggi dari tepi danau.
Dari bibir danau ini juga pengunjung yang gemar memancing dapat menyalurkan hobinya. Danau Tondano terkenal kaya akan ikan tawar, ikan seperti mujair dan sepat menjadi ikan yang paling banyak terdapat di danau seluas 4000 hektar ini.
Air yang tertampung di danau ini difungsikan untuk menyuplai kebutuhan air masyarakat sekitar. Terkadang di tepian danau terdapat tambak-tambak para nelayan yang tersusun rapih menjaga agar ikan-ikan tidak keluar.
Suasana di sekitar danau pun terasa begitu sejuk meskipun siang hari terasa begitu terik. Tidak heran beberapa penginapan di sini menawarkan pemandangan langsung menghadap danau. Penginapan ini mulai ada sejak tahun 90-an saat wisata alam ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dibalik luasnya Danau Tondano yang terbentuk dari letusan gunung ini terdapat kisah percintaan dua kekasih yang tidak direstui oleh orang tua mereka. Sepasang kekasih ini kabur kemudian masuk ke dalam hutan di Kawasan Gunung Kaweng. Karena melanggar larangan menikah, akibatnya Gunung Kaweng Meletus hingga menyebabkan terjadinya kubangan besar. Kubangan inilah yang kemudian menjadi Danau Tondano hingga sekarang
Legenda Cinta Di Danau Tondano
Danau Tondano ini menjadi salah satu danau vulkanik di Indonesia yang terbentuk secara alami akibat bencana alam. Luasnya mencapai 4278 hektar jika dilihat sekilas berasa melihat lautan lepas di tengah pemukiman warga. Anda pun tak akan cukup seharian menelusuri keindahan alam yang ada di sekitar danau.
Namun, di balik indahnya alam Danau Tondano tersimpan legenda yang cukup melekat di kalangan masyarakat. Konon, danau ini terbentuk karena kemurkaan alam karena pernikahan anak dari Tonaas bagian Utara dan Selatan. Tonaas merupakan pemimpin kekuasaan yang kala itu mendiami dua kubu di sebuah gunung tinggi.
Diceritakan, kedua pemimpin ini pun memiliki anak, di mana Tonaas Utara dikarunia anak perempuan bernama Marimbaouw sedangkan Tonaas Selatan memiliki anak laki-laki bernama Maharimbouw. Semasa kecil keduanya tidak pernah bertemu karena perbedaan wilayah tersebut.
Namun, awal mula permasalahan ini terjadi karena Marimbouw yang menjadi satu-satunya anak dari Tonaas Utara adalah perempuan, di mana menjadi penghalang penerus kekuasaan dan tahta.
Lalu, sang ayah pun memintanya untuk berperilaku dan berpakaian layaknya pria serta melakukan sumpah untuk tidak menikah agar tahta turun kepadanya. Janji itu pun disaksikan oleh masyarakat sekitar dan ia juga belajar ilmu bela diri untuk mendalami karakter pria.
Suatu ketika, Marimbouw berburu dan tersesat di hutan. Namun, keberadaannya dicurigai oleh Maharimbouw langsung menangkapnya. Dalam penangkapannya, kedok Marimbouw seketika terbuka dan rambut panjangnya pun terurai. Hal ini lah yang membuat Maharimbouw jatuh hati padanya.
Sejak saat itu, keduanya pun melakukan hubungan diam-diam. Dan, Maharimbouw memutuskan untuk meminang Marimbouw namun sempat ditolak karena perjanjian yang telah dilakukan oleh Marimbouw pada ayahnya.
Tetapi, ia tidak bisa mengelak dan akhirnya keduanya pun menikah. Tak lama dari situ, karena perjanjian dilanggar, alam pun murka dan seketika terjadi gempa bumi dan letusan dari gunung yang membentuk Danau Tondano.