Jumat, 20 Agustus 2021

Batu Dinding, Pesona Wisata Alam di Kaltim

Nama Batu Dinding boleh jadi masih terdengar asing bagi mayoritas warga Kalimantan Timur. Tak sedikit warga Bumi Etam yang bahkan belum mengetahui destinasi wisata yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta Kilometer 45, tepatnya di Desa Bukit Merdeka Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara ini.

Bila pelancong berkunjung ke sana, gapura masuk ke lokasi Batu Dinding memang tak terlihat semegah lokasi wisata pada umumnya. Hanya ada gapura yang terbuat dari kayu setinggi 6 meter bertuliskan ‘Wisata Batu Dinding’.

Untuk mencapai ke sana, wisatawan harus menyusuri jalan petak tanah sejauh 4 kilometer, dan hanya bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor roda dua. Itupun hanya tiba di lokasi parkir kendaraan dan sisanya harus ditempuh dengan berjalan sejauh 1 kilometer, menyusuri pepohonan Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto serta perkebunan warga.

Jalan yang sempit, terjal, dan berliku menjadi tantangan yang harus dihadapi sebelum para pelancong tiba dan bisa menikmati keindahan Batu Dinding.

Batu Dinding merupakan fenomena alam dari batuan karst setinggi 125 meter dengan panjang hingga 150 meter. Namun, keindahan Batu Dinding tercemar oleh aksi vandal pengunjung tidak bertanggung jawab yang mencorat-coret badan batu.

"Lokasi wisata Batu Dinding terbilang masih asri di Kaltim. Suasananya mencerminkan alam, meskipun ada aksi vandalisme dan sampah pengunjung di sini," papar Hendy, salah satu pengunjung Batu Dinding saat ditemui Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

 Nama Batu Dinding boleh jadi masih terdengar asing bagi mayoritas warga Kalimantan Timur. Tak sedikit warga Bumi Etam yang bahkan belum mengetahui destinasi wisata yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta Kilometer 45, tepatnya di Desa Bukit Merdeka Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara ini.

Bila pelancong berkunjung ke sana, gapura masuk ke lokasi Batu Dinding memang tak terlihat semegah lokasi wisata pada umumnya. Hanya ada gapura yang terbuat dari kayu setinggi 6 meter bertuliskan ‘Wisata Batu Dinding’.

Untuk mencapai ke sana, wisatawan harus menyusuri jalan petak tanah sejauh 4 kilometer, dan hanya bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor roda dua. Itupun hanya tiba di lokasi parkir kendaraan dan sisanya harus ditempuh dengan berjalan sejauh 1 kilometer, menyusuri pepohonan Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto serta perkebunan warga.

Jalan yang sempit, terjal, dan berliku menjadi tantangan yang harus dihadapi sebelum para pelancong tiba dan bisa menikmati keindahan Batu Dinding.

Batu Dinding merupakan fenomena alam dari batuan karst setinggi 125 meter dengan panjang hingga 150 meter. Namun, keindahan Batu Dinding tercemar oleh aksi vandal pengunjung tidak bertanggung jawab yang mencorat-coret badan batu.

"Lokasi wisata Batu Dinding terbilang masih asri di Kaltim. Suasananya mencerminkan alam, meskipun ada aksi vandalisme dan sampah pengunjung di sini," papar Hendy, salah satu pengunjung Batu Dinding saat ditemui Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Saban malam minggu, menurut dia, paling tidak 1000 pengunjung yang menghabiskan hari sejak sore hingga subuh di tebing Batu Dinding.

"Saat akhir pekan pengunjung bisa sampai 1.000 orang, kalau hari hari biasa hanya sebanyak 200 hingga 300 orang saja setiap hari di sini," papar Aziz.

Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara menyatakan objek wisata Batu Dinding akan dimaksukan dalam kategori pariwisata forestry daerah. Kawasan Samboja memang terkenal memiliki begitu banyak potensi wisata berbasis hutan seperti halnya Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto, Hutan Bengkirai, Borneo Orangutan Survival hingga Batu Dinding.

"Kutai Kartanegara memang memiliki banyak potensi wisata, sehingga perlu perencanaan strategis dalam penanganannya," ujar Kepala Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara, Sri Wahyuni.

Objek wisata Batu Dinding, kata Wahyuni, sudah dimasukkan dalam rencana induk pengembangan pariwisata daerah Kutai Kartanegara yang ditetapkan 2016 mendatang. Menurutnya rencana induk pariwisata ini akan membantu Kabupaten Kutai Kartanegara dalam penetapan skala prioritas pengembangannya secara profesional.