Selasa, 20 Mei 2014

Walhi Kecam Masih Ada Peti di Landak


Walhi Kalbar mengecam masih adanya aktivitas PETI di Landak, yang dapat mengakibatkan kerusakan alam dan menyebarkan mercuri di sungai.

"Untuk apa kejar-kejar pelaku penambang, sementara zat kimia berbahaya itu masih mudah di dapat. Seharusnya pemerintah serta institusi terkait mengawasi zat kimia ini," kata Nico Andasputra, satu di antara anggota Walhi Kalbar .

Ia menjelaskan aktivitas PETI itu masih ada atau tidak, sebenarnya bisa di pantau melalui air Sungai Kapuas. Sebab Sungai Landak dan Sungai Mandor itu satu aliran dengan Sungai Kapuas.

"Walhi pernah melakukan penelitian kalau Sungai Kapuas itu kelayakanya sudah diambang batas jadi tidak untuk dikonsumsi. Bisa layak di konsumsi tapi harus dilakukan pengolahan. Kalau tidak diolah, air Sungai Kapuas hanya layak dijadikan sarana transportasi air," ungkapnya.

Nico menegaskan, tugas pemerintah dan kepolisian Kalbar, apalagi Kalbar sudah memiliki Perda tentang merkuri, seharusnya peredaran zat kimia ini jangan sampai salah di pergunakan.

Sebelumnya diberitakan, tiga penambang meninggal dunia akibat tertimbun tanah saat melakukan aktivitas PETI pada Senin (19/5/2014) malam di Dusun Pempadang, Desa Kayuara, Kecamatan Mandor.

Ketiga penambang PETI adalah Siswanto alias Wanto(27), Dedi (27) warga Dusun Kayuara, Desa Kayuara Kecamatan Mandor dan Suryono (30) warga Dusun Pana Desa Sumsum Kecamatan Mandor.