Jumat, 21 Juni 2013

PLTU Bengkayang Sumber Pendanaan Dari China


PLTU Paritbaru Site Bengkayang berkapasitas 2 x 55 MW itu sumber pendanaan dari China. Selaku kontraktor pelaksana, konsorsium dari China Gezhouba Grup Limited dan PT Praba.

PLTU tersebut rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2016. "Untuk pembebasan lahan, maksimal dua bulan sejak disepakati, sudah harus selesai karena sesuai dengan tenggat waktu pembiayaan," kata Seger Yohannes.

Selain PLTU 2 x 55 MW, di Tanjung Gundul juga tengah dibangun PLTU 2 x 27,5 MW. Direncanakan dapat masuk ke sistem kelistrikan PLN pada November 2013. Saat ini, realisasinya berkisar 65 persen.

PLN juga tengah membangun PLTU berkapasitas 2 x 50 MW di Jungkat, Kabupaten Pontianak, dengan target dapat beroperasi pada akhir tahun 2013 atau awal tahun 2014.

Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2 x 55 Mega Watt (MW) di Tanjung Gundul, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, segera memasuki tahap pembebasan lahan, kata Manajer UPK PLTU Kalbar I, Seger Yohanes.

"Pada 9 April telah ada kesepakatan dalam musyawarah ganti rugi lahan tahap dua yang digelar di Aula Kantor Camat Sungai Raya Kepulauan," kata Seger Yohanes saat dihubungi dari Pontianak, Sabtu.

Berdasarkan musyawarah tersebut, disepakati bersama antara Tim Pengadaan dan Pembebasan Lahan, dengan para pemilik lahan, katanya.

Harga ganti rugi untuk tanah disepakati sebesar Rp57 ribu per meter persegi, belum termasuk nilai tanaman tumbuh dan bangunan.

PLTU 2 x 55 MW itu berada di perbatasan Kabupaten Bengkayang dengan Kota Singkawang.

Sosialisasi tahap pertama dilakukan di Kantor Camat Sungai Raya Kepulauan pada April 2012.

Kemudian, pada Musyawarah Ganti Rugi Lahan Tahap Pertama tanggal 11 Maret 2013, ditemukan empat lahan yang tumpang tindih. "Saat musyawarah tersebut, sebanyak tiga lahan yang tumpah tindih, sudah terdapat kesepakatan antarwarga, dan untuk satu lahan lagi pada musyawarah awal April," kata dia.