Minggu, 19 Mei 2013

Akhir Tahun, Pengetap Dibasmi RFID

Akhir tahun ini, 70 SPBU di Kaltim akan dipasangi Radio Frequency Identification (RFID). Misi pembasmian oknum penimbun BBM subsidi segera dimulai. Meski demikian, Pertamina belum memutuskan berapa banyak kendaraan di Kaltim yang akan dipasangi komponen alat tersebut. Namun secara keseluruhan di Indonesia, RFID ini dipasang pada 100 juta kendaraan bermotor dengan rincian, 11 juta mobil penumpang, 80 juta sepeda motor, 3 juta bus, 6 juta truk, 5.027 SPBU Pertamina, dan 92.000 nozzle SPBU yang tersebar di 33 provinsi di Tanah Air.

External Relation PT Pertamina Fuel Retail Marketing Operation Region VI Kalimantan, Rudi Biantoro mengaku, pihaknya saat ini masih menunggu hasil uji coba di Jakarta yang baru akan dilakukan pada Juli 2013 mendatang. Berbicara tentang Kaltim, menurutnya pemasangan RFID bisa mengurangi tindakan oknum karyawan SPBU atau oknum pengetap kongkalikong menimbun BBM.

Karena 70 SPBU yang akan dipasangi RFID, dipastikan terawasi secara terintegrasi. Di daerah ini sebenarnya juga ada 57 SPBU yang melayani BBM nonsubsidi. Hanya saja, khusus SPBU ini belum diketahui apakah akan dipasang RFID atau tidak. Rudi menjelaskan, setelah alat ini berhasil dipasang di SPBU, ke depan pihaknya juga akan memasang di Agen Penjual Minyak dan Solar (APMS).

“Namun untuk APMS ini kami belum mendapatkan informasi dari pusat. Jadi, sifatnya menunggu saja,” jelasnya. Dikatakan, alat berbasis sistem teknologi informasi (TI) akan dipasang oleh PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) di semua SPBU yang melayani BBM bersubsidi dan kendaraan yang memakai BBM bersubsidi. Nilai proyek pengadaan RFID ini sebesar Rp 960 miliar yang didanai oleh Pertamina.

“Tapi untuk Kaltim berapa nilainya saya belum tahu,” katanya. Jumlah kendaraan di Kaltim, kata dia, masih dalam pendataan pihak Samsat. Data itu yang nantinya akan diintegrasikan dengan pemasangan RFID. Rudi optimistis pemasangan alat ini bisa segera direalisasikan. Setahu dia, pemasangan alat ini juga tak begitu rumit. Pada kendaraan, bentuk RFID seperti ring yang akan dipasang di salah satu bagian kendaraan.

Ia berpendapat, cara ini juga sulit untuk diakali. Misalkan pemilik melepas ring tersebut, supaya bisa membeli BBM berulang-ulang. Hal itu malah membuat si pengendara tak bisa membeli BBM bersubsidi. Karena hanya kendaraan ber-RFID yang dilayani di SPBU bersubsidi. Jika tak terpasang, mereka hanya bisa membeli BBM nonsubsidi.